Islam rahmatan lil alamin sebagai model pendidikan islam  

    

PENDAHULUAN

   Pengertian

    Model pendidikan Islam yang berbasis Rahmatan lil alamin merupakan salah satu model pendidikan yang paling tepat dalam memasuki masyarakat Asean (Asean Community), karena dengan model pendidikan yang seperti itu, selain pendidikan Islam dapat menjawab berbagai tantangan yang ditimbulkan oleh masyarakat Asean dan merubahnya menjadi peluang, juga tidak akan kehilangan identitasnya sebagai pendidikan yang berdasarkan akidah, ibadah dan akhlakul karimah.

   Latar Belakang Masalah

    Karena belum Mengerti model pendidikan islam dari Islam rahmatan lil alamin 

MAKSUD DAN TUJUAN

   Maksud

    Agar bisa mengerti Islam rahmatan lil alamin kenapa di jadikan model pendidikan islam 

   Tujuan 

    Agar bisa menerapkan Islam rahmatan lil alamin sebagai model pendidikan islam

BATASAN DAN RUANG LINGKUP PEKERJAAN

    Islam rahmatan lil alamin sebagai model pendidikan islam

TARGET DAN HASIL YANG DIHARAPKAN

    Bisa menerapkan Islam rahmatan lil alamin sebagai model pendidikan islam

METODE PELAKSANAAN

    - Literasi
    - Diskusi

ALAT DAN BAHAN

    - Laptop
    - Koneksi Internet

TARGET WAKTU

    4 jam

TAHAPAN PELAKSANAAN

    - Literasi 
    - Diskusi

    Islam rahmatan lil alamin sebagai model pendidikan islam untuk memasuki ASEAN COMMUNITY

Dasar Pemikiran

    Negara-negara yang berada di kawasan asia seperti Indonesia, Malaysia,
Singapura, Brunei Darussalam, Phipina, Thailand, Kamboja, Miyanmar dan Vietnam berada dalam sebuah perhimpunan yaitu Asean Community. Sebagai sebuah perhimpunan mereka membutuhkan kehidupan yang aman, damai, rukun dan harmonis sehingga mereka dapat melakukan berbagai aktivitas terlebih di bidang perekonomian. Tanpa ada kehidupan yang seperti itu maka berbagai aktivitas itu akan terganggu bahkan bisa mengalami kemrosotan aktivitas yang akan berdampak pada kemunduran negara itu.

    Dan yang kondisi yang terjadi sekarang yaitu banyak negara yang dilanda gempa bumi yang dahsyat dan disertai Tsunami, ribuan rumah yang luluh lantak, rata dengan tanah, dinding yang roboh, pilar-pilar penyangga bangunan yang miring atau bergeser dari tempatnya, atau rumah yang berhamburan, kaca jendela dan pintu yang pecah, juga jasad manusia tak bernyawa yang bergelimpangan dimana-mana.

    Situasi yang demikian itulah yang ingin diatasi oleh Islam. Yakni merubah sebuah
kehidupan yang penuh dengan penderitaan menjadi  kebahagiaan yang penuh dengan rahmat dan kasih sayang. Fakta ini diperkuat dengan misi kerasulan Nabi Muhammad SAW yang dijelaskan dalam al-Qur’an, surat Al-Ambiya ayat 107 : 
    "Tidaklah aku diutus melainkan untuk membawa rahmat bagi seluruh alam".

Konsep Islam Rahmatan lil Alamin

    Konsep Islam Rahmatan Lil Alamin adalah merupakan tafsir dari ayat 107 surat al-Ambiya, menurut H.M. Quraish Shihab dalam Tafsirnya al-Mishbah menafsirkan ayat tersebut dengan mengatakan: Rasul adalah rahmat, bukan saja kedatangan beliau membawa ajaran, tetapi juga sosok dan kepribadian beliau adalah rahmat yang dianugerahkan Allah Swt kepada beliau.

    Kepribadian Rasulullah SAW
Kepribadian itu akan dijelaskan lebih lanjut dalam surat ali imran (3) ayat 159  Dengan ayat ini, menurut H.M. Quraish Shihab, Allah sendiri yang mendidik dan membentuk kepribadian Nabi Muhammad Saw. Hal ini sesuai pula dengan pernyataan beliau” Aku dididik oleh Tuhanku, maka sungguh baik hasil pendidikan-Nya". Beliau adalah rahmat yang dihadiahkan Allah pada seluruh alam.

    Kepribadian Nabi Muhammad SAW yang mulia itu tentu saja menjadi rahmat bagi orang yang meneladaninya, memahami, menghayatinya dalam kehidupannya sehari-hari. Yaitu bagi orang yang berakhlak dengan akhlak rasulullah, dalam mengaggumi Rasulullah SAW tidak hanya dengan mengerimkan Sholawat kepadanya juga harus menerapakan atau mencontoh keperibadian Rasulullah SAW, apabila hanya mengirimkan Sholawat saja maka itu menjadi kurang efektif, dan tidak memiliki dampak positif dalam perbaikan moral.

    Mengikuti keperibadian Rasulullah SAW itu akan membawa rahmat, karena dalam kepribadian Rasulullah itu terdapat hal-hal yang membawa kemajuan seperti:
1. Unsur Rasionalitas
    Rasional artinya wajar, maksud dari Rasionalitas yaitu semua keberhasilan Rasulullah SAW bukan karena beliau adalah seorang rasul, seseorang yang dekat dan dicintai oleh Allah, kalau seperti itu tidak lah wajar alasannya, Semua keberhasilan Rasulullah itu karena usaha keras yang dilakukan sesuai dengan aturan atau sunatullah.

    Dalam perang pun Rasulullah SAW pernah menang dan pernah kalah dan itu wajar bila itu terjadi, kasus terbanyak kenapa pasukan Rasulullah kalah adalah karena pasukannya tidak mengikuti aturan dan pasukan Rasulullah bisa menang karena mereka mengikuti aturannya. yang bisa kita contoh adalah bagaimana kita sebagai pelajar bisa berusaha keras agar bisa sukses di sekolah, dan apabila kita sebagai orang yang bekerja maka bagaimana kita bisa berusaha keras agar sukses untuk membahagiakan keluarga.

2. Unsur Kecerdasan 
    Kecerdasan yang ada pada Rasulullah SAW memberikan ketauladan yang membawa rahmat bagi kita semua bagi yang mengikutinya,  kecerdasan Yaitu suatu kemampuan intelektual dan intelegensi dalam ketepatan menganalisa dan mengambil kesimpulan atau keputusan yang tepat dan akurat yang terkadang tidak bisa dicapai oleh kebanyakan otak yang lain. yang bisa kita contoh yaitu dalam menentuka keputusan tidak lah gegabah dan selalu mencoba unutuk menggunakan prinsip kecerdasan :
- Penalaran 
- Pengertian 
- Penilaian

3. Unsur Kesimbangan antara Hati (Heart) berupa spritual dan moral, akal pikiran wawasan intelektual (Head) dan unsur kemampuan teknis (Hand) 
    Perpaduan ini selalu digunakan dalam setiap pengambilan keputusan, apa yang akan di ucapkan oleh lisan dikoordinasikan dulu dengan akal pikiran kemudian di pertimbangkan dengan hati nurani, apabila sudah cocok maka keputusan baru di ambil. Dengan cara ini keputusan tersebut menjadi matang, dan inilah yang di praktekan oleh Rasulullah, jadi apa pun yang di keluarkannya selalu membawa rahmat bagi umatnya.

4. Unsur Komprehensif
    Komprehensif disini adalah tentang ajaran yang di bawa oleh Rasulullah itu menyentuh semua aspek kehidupan manusia, seperti apa yang telah di rumus kan oleh Al-Syathibi dalam Al-muwaqat denga istilah maqashid al-syar’iyah (tujuan agama) yang mencakup memelihara jiwa (hifdz al-nafs), memelihara agama (hifdz al-din), memelihara akal (hifdz al-‘aql), memelihara harta benda (hifdz al-maal), dan memelihara keturunan (hifdz al-nasl). kandungan-kandungan ayat Al-Qur'an yang di wahyukan kepada Nabi Muhammad SAW dan di jabarkan lewat hadis-hadis kesemuaanya itu ditujuakan untuk memelihara hak-hak asasi manusia.

    Salah satu sifat yang bisa kita contoh adalah bisa bekerja keras, bekerja sesuatu aturan, kreatif, inovatif, dinamis dan progressif. Dengan sifat-sifat ini seharusnya bisa memberikan dampak bagi etos kerja, kreatifitas seseorang dan mau berusaha sungguh-sungguh.

Secara harfiah, "al-rahmat" berakal pada kata "al-rahman" yang mengandung arti riqqat
taqtadli al-ihsan ila al-marhum wa qad tusta’malu taaratan fi al-riqqah almujarrodah, wa taaratan fi al-ihsan al-mujarradah an al-riffah. Yaitu suatu sikap kasih simpati yang mendorong untuk berbuat kebaikan kepada orang yang patut dikasi hani, dan terkadang digunakan pada sikap simpati saja, dan terkadang digunakan untuk melakukan kebaikan yang tidak disertai sikap simpati. 

Sedangkan arti kata "alamin" bisa diartikan semua makhluk ciptaan Allah. semua ciptaan Allah bisa dari berbagai alam, alam sendiri menurut al-Ashfahany di bagi dua (2) yaitu 1. Alam besar yaitu alam semesta, dunia antariksa dan segala isinya. 2. Alam kecil yaitu manusia.

    Fuad Jabali dan kawan-kawannya menjelaskan bahwa Menurutnya, 
Islam Rahmatan lil alamin artinya adalah memahami al-Qur’an dan Hadis untuk kebaikan semua manusia, alam dan lingkungan. Islam yang dibawa oleh Nabi adalah Islam untuk semua. Islam mengajarkan kasih sayang pada semua makhluk : manusia, binatang, tumbuh- tumbuhan, air, tanah, api, udara dan sebagainya.

    Iman yang tertanam dalam jiwa manusia harus dibuktikan dengan amal shalih, sikap yang amanah, jujur dan terpercaya. Iman tanpa amal shalih dianggap iman yang palsu. Islam rahmatan lil alamin selanjutnya dapat dilihat dalam praktek ajaran Islam dalam realitas sebagaimana yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW dan para pengikutnya generasi pertama.

Selanjutnya dalam konteks Indonesia, kehadiran Islam juga telah memberikan rahmat bagi pengembangan bahasa, tradisi, budaya dan seni yang terdapat di berbagai daerah di Indonesia. bahasa Indonesia adalah berakar pada bahasa Islam (bahasa Arab), seperti kosakata majelis, kursi, musyawarah, izin, daftar, adil, makmur, hakim, adat, kertas dan sebagainya adalah berasal dari bahasa Arab.

Lebih lanjut Islam juga telah menjadi rahmat bagi tegaknya pilar-pilar Negara Kesatuan Republik Indonesia. Selain ikut serta mengusir para penjajah dengan mengangkat  senjata dan berperang mengorbankan jiwa dan raga, Islam juga telah menyemangati para tokohnya untuk berkontribusi dalam merumuskan Pancasila, Undang-undang Dasar 1945 dan Bhineka Tunggal Ika.

    Namun demikian, pelaksanaan Islam rahmatan lil alamin sebagai sebuah konsep, dalam implementasinya sering diganggu oleh hal-hal sebagai berikut :
- Pertama, diganggu oleh subjektifitas kepentingan pribadi. 
- Kedua, orang yang ingin menjadikan Islam sebagai ideologi; mereka ingin memaksakan Islam sebagai dasar negara, dan memberlakukan hukum Islam secara formal dan kaku. 
- Ketiga, oleh gambaran negatif atau stigma yang diberikan pihak lawan untuk memberi citra ajaran Islam sebagai ajaran yang keras, kejam dan diskriminatif. Stigma ini misalnya diberikan kalangan Barat dengan memberikan tafsir secara hitam putih terhadap ajaran Islam, terutama ayat-ayat al-Qur’an tentang jihad. 
- Keempat, diganggu oleh mereka yang memahami dan mengamalkan ajaran Islam lebih mengutamakan syari’at daripada hakikat atau tujuannya.

    pelaksaaan Islam rahmatan lil alamin membutuhkan sebuah sikap yang bijaksana dalam mengelolanya. Yaitu sikap yang profesional, tidak mudah terpancing, tidak emosional dan tetap sabar dalam memberikan pemahaman yang lengkap tentang Islam. Pelaksanaan Islam rahmatan lil alamin membutuhkan rasionalitas, penguasaan diri, sabar, terus mencari jalan keluar, persuasi, pema’af, kasing sayang, husn al-dzann (berbaik sangka), tasamuh (toleran), tawasuth (moderat), adil, demokratis.

   Dengan fakta-fakta tersebut dapat diketahui, bahwa Islam rahmatan lil alamin memiliki jasa dan kontribusi yang besar dalam menyatukan hati, pikiran dan gerak langkah umat Islam yang menghasilkan kemajuan dalam berbagai bidang kehidupan yang manfaatnya bukan hanya dirasakan oleh ummat Islam sendiri, melainkan untuk seluruh umat manusia didunia ini. Islam rahmatan lil alamin lebih lanjut telah pula ditransformasikan dan dipraktekkan dalam kehidupan bangsa Indonesia yang menerima kesatuan dalam keragaman, moderasi, toleransi, rukun, aman dan damai.


    Asean Community
Secara umum, Masyarakat ASEAN (Asean Community) adalah merupakan sebuah
perkumpulan atau perhimpunan negara-negara yang terdapat di kawasan ASEAN untuk
mengubah ASEAN menjadi sebuah kawasan yang stabil, makmur dan kompetitif dalam
pembangunan berbagai aspek kehidupan, sosial, budaya, ekonomi dan sebagainya. karena keadaan ekonomi sangat menonjol maka ada istilah MEA (Masyarakat Ekonomi Asean). MEA ini selanjutnya diartikan sebagai tempat di mana sepuluh negara ASEAN datang bersama-sama untuk membangun kehidupan yang lebih baik bagi semua orang.

    Model Pedidikan Islam Berbasis Rahmatan Lil Alamin untuk Memasuki MEA
konsep Islam rahmatan lil alamin yang telah dijelaskan di atas dihubungkan dengan
berbagai tantang dan peluang, serta kelemahan dan kekuatan yang dimiliki bangsa Indonesia, dan juga kondisi objektif pendidikan Islam yang masih membutuhkan revitalisasi, maka model pendidikan Islam yang diperlukan guna menghadapi MEA adalah dengan model pendidikan yang berciri-cirikan sebagai berikut :

    Pertama, dengan mengembangan pendidikan damai, Islam yang damai. Yaitu pendidikan yang
diarahkan kepada pengembangan pribadi manusia untuk memperkuat rasa hormat kepada hak asasi manusia dan kebebasan mendasar, Serta perlunga kemjauan pemahaman, toleransi, dan persahabatan antara bangsa, ras, atau kelompok agama, dan akan memajukan aktivitas Perserikatan Bangsa-bangsa untuk memelihara perdamaian.

    Kedua, dengan mengembangkan pendidikan kewirausahaan serta membangun kemitraan
antara dunia pendidikan dengan dunia usaha dan industri. Sebagaimana pada pada pendidikan Islam damai, maka pada pengembangan pendidikan kewirausahaan inipun harus tercermin pada semua komponen pendidikan.

    Ketiga, dengan mengembangkan ilmu-ilmu sosial yang profetik. Hal ini perlu dilakukan, karena ilmu sosial yang ada sekarang mengalami kemandekan, tidak hanya menjelaskan fenomena sosial, tetapi seharusnya berupaya mentransformasikannya.

    Keempat, dengan memasukan materi atau mata kuliah tentang toleransi beragama dan
pluralisme sebagaimana yang terdapat dalam Ilmu Perbandingan Agama. Dengan catatan tujuan ilmu perbandingan agama ini bukan untuk memojokan suatu agama, melainkan dengan menunjukan kelebihan dan kekurangan dari agama masing-masing terutama dari segi pengamalannya, kemudian saling berbagi pengalaman dalam kesuksesan menjalankan ajaran agamanya untuk dibagikan kepada orang lain.

    Kelima dengan mengajarkan Islam yang moderat sebagaimana yang telah menjadi
mainstreiming Islam yang dianut mayoritas Islam di Indonesia sebagaimana yang dirumuskan kalangan Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah dan lainnya. Di kalangan NU terdapat Islam yang akrab dengan budaya lokal (Islam Nusantara), tanpa mengganggu hal-hal yang fundamental dalam Islam, yakni akidah, ibadah dan akhlak.

    Keenam dengan mengembangan pendidikan yang seimbang antara kekuatan penalaran
dan pengembangan wawasan intelektual : penguasaan sains dan teknologi (head), pengembangan spiritualitas dan akhlak mulia (heart), dan keterampilan bekerja vokasional (hand), yang antara satu dan lainnya saling menopang.

    Ketujuh, dengan mencetak ulama yang intelek dan intelek yang ulama. Yang dimaksud dengan ulama yang intelek adalah seseorang yang selain memiliki ilmu keagamaan yang luas dan mendalam disertai sikap dan kepribadian yang mulia, taat beribadah, tawadlu, peduli pada masalah sosial kemasyarakatan, juga memiliki wawasan pengetahuan umum, seperti sosiologi, antropologi, sejarah, ekonomi dan sebagainya sebagai alat untuk menjabarkan, mengkontekstuliasasikan dan mengaktualisasikan ajaran Islam dengan kehidupan masyarakat, sehingga ia mampu menjawab berbagai masalah yang terjadi di masyarakat.

    Kedelapan, dengan cara menghilangkan berbagai kendala pendidikan Islam yang hingga saat ini belum sepenuhnya dapat diatasi. Fazlur Rahman, misalnya menyebutkan sejumlah problema pendidikan Islam yang dihadapi dunia Islam, yaitu problema ideologis, dualisme dalam sistem pendidikan, bahasa dan problem metode pembelajaran. 

    Kesembilan, dengan cara meningkatkan mutu pendidikan secara komprehensif : merubah paradigma pembelajaran yang memadukan antara pendekatan yang berpusat pada dosen (teacher centred) dengan pendekatan yang berpusat pada mahasiswa (student centred) dengan memadukan metide ceramah, eksplorasi, keteladanan dan bimbingan dengan metode pemecahan masalah (problem solving), penemuan ilmiah (descovery learning), contextual teaching learning (CTL), dan interactive learning.

    Kesepuluh, dengan meningkatkan kemampuan dalam menguasai bahasa Asing, khususnya
Arab dan Inggris. Bahasa Arab diperlukan untuk menggali khazanah warisan berbagai bidang ilmu agama Islam abad klasik, pertengahan dan modern; sedangkan bahasa Inggris diperlukan untuk menggali berbagai konsep dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan modern.

Penutup
    Pendidikan Islam baik yang dilaksanakan di pondok pesantren, madrasah dan
perguruan tinggi Islam termasuk yang paling responsif dan berhasil dalam menghadapi berbagai perkembangan masyarakat dari sejak zaman masuknya Islam ke Indonesia, zaman kerajaan- kerajaan Islam, zaman penjajahan Belanda, Jepang, zaman Orde lama, Orde Baru, hingga era globalisasi dan era masyarakat ekonomi Asean. Hal ini antara lain ditandai oleh adanya kemauan yang kuat untuk melakukan reformasi, reformulasi, reaktualisasi, reinterpretasi, dan inovasi yang terjadi pada berbagai lembaga pendidikan, mulai dari pesantren hingga perguruan tinggi Islam.

    Sepuluh macam gagasan yang ditawarkan dalam tulisan ini, yaitu
pendidikan Islam damai, pendidikan kewirausahaan, pengembangan ilmu sosial profetik atau Islamisasi ilmu, pengembangan sikap toleransi beragama, pengembangan Islam moderat, pelaksanaan penguatan pada keseimbangan pendidikan akal:penguasaan sains dan teknologi (head), hati nurani, mental spiritual, moral dan religiousitas (heart), dan penguatan pada hadr skill berupa keterampilan vokasional (hand), pencetakan ulama yang intelek dan intelek yang ulama, mengatasi problema klasik pendidikan Islam, peningkatan mutu pendidikan dan penguatan bahasa asing, sebenarnya bukanlah ide atau gagasan yang baru, karena dalam realitanya sudah banyak lembaga pendidikan Islam mulai dari tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi Islam yang melaksaakan gagasan tersebut.

    bahwa gagasan mengembangkan konsep pendidikan Islam yang berbasis rahmatan lil alamin dalam menghadapi Asean Community ini yang garis besarnya dituangkan dalam tulisan ini perlu dielaborasi, disempurnakan dan dimatangkan lagi, termasuk dalam penerapannya.

TEMUAN PERMASALAHAN DAN CARA PENYELESAIAN MASALAHNYA

    Permasalahan : masih pasive saat berdiskusi
    Solusi  : Mulai belajar active agar tidak pasive 

KESIMPULAN YANG DIDAPAT

    Rahmat dari Rasulullah SAW itu tidak hanya di kagumi tapi juga harus ada penerapan dari prilaku atau keperibadian Rosulullah SAW, Jadi perlu untuk di terapkan di kehidupan sehari-hari. 

REFERENSI

    ISLAM RAHMATAN LIL ALAMIN sebagai MODEL PENDIDIKAN ISLAM.pdf


Post a Comment